‘Tidak’ dan Soda

kau pernah katakan, tak baik bicara ‘tidak’. tapi aku aku tak peduli. kau pernah berkata, tidak baik minum soda, tapi aku tak peduli. aku masih suka berkata tidak dan minum soda hingga lama kita berkenalan dan saling tahu.

awalnya aku pikir, kau katakan itu dan melarang itu karena pertemuan malam kita. mungkin kau terganggu dan tak mau diganggu dengan kata ‘tidak’ dan soda yang selalu aku bawa. mungkin juga kau tidak mau aku sakit dan disakiti karena soda itu tidak baik untuk tubuh sedangkan berkata ‘tidak’ bisa membuat orang lain kecewa. aku pikir demikian.

hingga malam tadi, kau pun masih melarangku berkata ‘tidak’ dan minum soda.

“jangan kau suka berkata begitu. tak baik. ikuti saja mau orang, berdamailah dengan mereka. jika kau memang masih bisa, penuhi saja bantulah orang lain.” aku terdiam, tak melawan seperti biasa yang kulakukan. “kau juga harus kurangi minum soda. itu tak baik untuk kesehatan. berubahlah. pikirkan kesehatanmu.” aku kembali membisu.

malam ini jadwal kita bertemu. sudah lewat dua jam dari biasa. kau biasa tak terlambat bahkan datang sebelumku. ada apa malam ini?

aku pulang. tak pernah kembali ke tempat itu lagi. tak pernah lagi ada kabar darimu. tak ada lagi yang menanyakan aku dan melarangku. kini kalau boleh aku katakan, aku tak lagi minum soda. aku juga mulai mengurangi kata ‘tidak’. terima kasih nasihatmu.