Tidak ada yang ringan karena semua yang ada di sini memang berat.
nampaknya kalimat itulah yang cukup untuk menggambarkan kondisi di asrama institusi saya dan teman-teman bernaung. Satu lagi dari kami harus pergi dengan alasan yang menjadikannya memang tidak cukup memungkinkan jika bertahan. Nyatanya, sikap hidup dan paripurnanya keadaan diri menjadi tuntutan bagi kami. Selesai dengan diri sendiri, badan yang selalu fit dan sehat, senantiasa berpikir positif, serta managemen waktu yang baik. Ini hal-hal yang mungkin harus dipenuhi sehingga dapat menjadikan kita mau berubah dan memperbaiki diri.
Ada banyak alasan mungkin yang dibuat, jika saya ingin pergi dari sini. Namun, bersyukur adalah cara terbaik yang bagi saya agar saya bisa bertahan. Bersyukur dengan lingkungan yang begitu memaksa saya berubah, teman-teman yang hebat dalam bidangnya, pendamping yang menjadi pembimbing, failitas yang diberikan, dan tentunya nilai-nilai kebaikan yang coba ditanamkan.
Tidak ada makan siang gratis. Menikmati hal-hal baik yang telah diperoleh itu pun demikian. Meski tidak akan bisa membayar setimpal, usaha dan kerja keraslah yang harus selalu dilakukan. Ada tuntutan yang memaksa diri. Lagi-lagi, paksaan ini demi peningkatan kualitas diri. Terkadang, setan terlalu kuat menguasai diri manusia sehingga rasa malas terus saja menggelayuti. Oleh karenanya, perlu memaksakan diri untuk terus bergerak dan menjadi lebih baik, tentunya.
Semua ini berat. Masing-masing dari pihak yang terlibat dalam institusi kami punya tanggung jawab berat. Melawan rasa malas, menjawab tantangan zaman, menjadi orang yang berpengaruh, memiliki pengetahuan luas, menjaga kesabaran, menebarkan nilai kebaikan, tetap bergaul dengan orang-orang sekitar, mengurangi waktu tidur, mencari pendanaan, menjaga performa diri, dan sebagainya. Itu hampir dilakukan oleh semua pihak dalam institusi ini. Maka, apa saya masih mau berleha-leha dan tenang dalam zona nyaman ketika yang lain berusaha segigih itu?
Mungkin saya yang masih cemas menghadapi ‘berat’nya beban yang ditanggung. Namun, siapa lagi yang akan menanggung tugas berat hingga terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat kelak?
Untuk mereka yang tidak bersama kami lagi di dalam sini, semoga di luar sana masih tetap menggenggam cita-cita untuk Indonesi. Karena ini bukan masalah tempat, bukan masalah kelompok, status atau identitas yang disandang, melainkan tentang kemauan memperbaiki diri untuk mencapai tujuan dan visi besar kita.
Bila ujian adalah bukti cinta Allah pada hamba-Nya
Semoga perpisahan ini pun menjadi ujian bagi ukhuwah kita atas cinta-Nya
Kuambil gitar dan mulai memainkan
Lagu yang biasa kita nyanyikan
Tapi tak sepatah kata yang terucap
Hanya ingatan yang ada di kepala
Hari berganti angin tetap berhambus
Cuaca berubah daun-daun tetap tumbuh
Kata hatiku pun tak pernah berubah
Berjalan dengan apa adanya
Di malam yang dingin dan gelap sepi
benakku melayang pada kisah kita
Terlalu manis untuk dilupakan
Kenangan yang indah bersamamu
Tinggalah mimpi
(Slank- Terlalu Manis)